30 Persen Napi Buta Huruf, Di Rutan Maumere

Senin, 11 Agustus 2008

MAUMERE, PK -- Sekitar 50 orang (30-an persen) dari 170 narapidana/tahanan yang menghuni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Maumere masih buta huruf. Mereka tidak bisa membaca dan menulis karena sebagian besar dari mereka tidak pernah sekolah dan yang lain drop out sekolah dasar. Ke depan, pihak Rutan Maumere akan bekerja sama dengan Dinas Dikbud Sikka untuk menangani persoalan sumber daya manusia (SDM) di Rutan tersebut.

Kepala Rutan Maumere, Frans Elias Nico mengatakan hal itu di ruang kerjanya, Selasa (22/7/2008). Dia menjelaskan, saat ini Rutan Maumere menampung sekitar 170 tahanan/napi di enam blok yang ada. Dari jumlah itu, sekitar 30 persen tidak bisa membaca dan menulis. "Kondisi ini memrihatinkan dan butuh penangan bersama," kata Nico.

Upaya yang dilakukan mengatasi masalah itu, kata Nico, yakni dalam waktu dekat pihaknya akan membangun kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat agar di Rutan bisa dibuka kelas untuk para tahanan/napi belajar tulis menulis.

"Kalau terwujud, maka kami akan minta tenaga pengajar untuk mengajar para tahanan dan napi tentang baca tulis. Banyak napi tidak bisa baca tulis. Ada yang bisa baca tapi tidak bisa tulis. Saya akan koordinasi dengan dinas pendidikan untuk bisa membuat napi/tahanan bisa baca tulis. Hal ini dimaksud ada sesuatu yang berharga yang bisa mereka bawa keluar dari Rutan saat bebas nanti," tambahnya.

Lebih lanjut Nico mengatakan, dari 170-an napi/tahanan ada tiga orang anak serta dua wanita. Jumlah masa tahanan para napi ini di bawah 10 tahun. Kegiatan yang dilakukan para tahanan/napi dalam Rutan, yakni mengikuti keterampilan montir sepeda motor, salon/cukur rambut, membuat pavin blok. Bahkan, ada salon rambut dan bengkel motor dibangun di samping Rutan Maumere dan pekerjanya adalah napi/tahanan. "Hasil pekerjaan mereka bagus," kata Nico. (vel)

http://www.indomedia.com/poskup/2008/07/25/edisi25/floresa.htm

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih ya atas Komentar yang membangun